Foto: Media Pembelajaran Interaktif: Pengertian, Fungsi & Format |
Penulis : Siti Nurhannisa (Content Creator, Content Writer)
Selama belajar ada rasa bosan. Kita pasti pernah mendengarkan penjelasan guru atau dosen, tetapi tidak mengambil banyak dari apa yang disampaikan atau mungkin pernah menggunakan media pembelajaran tetapi masih merasa belum maksimal, atau merasa saat memberikan penjelasan merasa tidak terstruktur atau sering melakukan pengulangan, media pembelajaran bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hal-hal tersebut.
Pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik, semakin tinggi interaktivitas yang tercipta akan semakin efektif kegiatan yang dilakukan. Media pembelajaran mengambil peran dalam posisi interaksi pendidik dengan peserta didik, yaitu mempermudah komunikasi antara keduanya sehingga tercipta interaksi. Media itu secara harfiah memiliki arti kata perantara atau pengantar, yang kemudian berfungsi mengantarkan pesan pembelajaran dari pendidik kepada peserta didik atau dari satu peserta didik kepada peserta didik lainnya. Istilah media mengacu pada apapun yang membawa informasi antara sumber pesan kepada penerima pesan. Dalam hal ini sumber pesannya adalah pendidik dan juga peserta didik. Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah untuk memfasilitasi komunikasi dalam pembelajaran.
Media pembelajaran ini memiliki beberapa fungsi. Yang pertama, untuk memperjelas pesan agar tidak terlalu panjang, jika kita memberikan penjelasan materi tertentu dan didominasi dengan verbalistis itu kita hanya memfasilitasi peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori, kita perlu mengakomodasi orang-orang yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik. Yang kedua mengatasi keterbatasan ruang waktu tenaga dan daya indera, maksudnya adalah dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran.
Pembelajaran itu tidak hanya berlangsung di ruang kelas saja dengan adanya media terutama dengan media pembelajaran yang berbasis komputerisasi dan internet, peserta didik akan dapat belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Kemudian mengatasi keterbatasan indera pada saat penjelasan kita hanya berupa oral orato sensation peserta didik yang memiliki gangguan pendengaran itu akan kesulitan menerima informasi yang kita sampaikan. Begitu juga dengan peserta didik yang memiliki gaya belajar visual, pada saat kita hanya menjelaskan secara oral, mereka juga akan sulit menerima pesan pembelajaran. Yang ketiga, media pembelajaran juga berfungsi untuk meningkatkan gairah belajar, dengan menggunakan media pembelajaran di dalam kelas peserta didik lebih antusias untuk mengikuti setiap tahapan dari pembelajaran tersebut. Hal ini bisa dimunculkan karena interaksi yang terjadi dari penggunaan media bukan hanya untuk transfer pengetahuan kepada pendidik tetapi menciptakan interaksi pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran. Kita mengupayakan tercipta interaksi antara pendidik dengan peserta didik atau peserta didik dengan peserta didik lainnya dan peserta didik dengan materi pembelajaran.
Dengan terciptanya interaksi antara pendidik, peserta didik dan materi pembelajaran, maka materi yang pelajari akan menjadi lebih menarik sehingga memotivasi peserta didik untuk belajar tetap terjaga dari awal sampai akhir pembelajaran. Yang keempat memfasilitasi peserta didik belajar mandiri sesuai kondisi gaya belajar dan kemampuan awal yang dimiliki, artinya penggunaan media pembelajaran ini bukan sebanyak mungkin untuk bagaimana pendidik menyampaikan materi tetapi adalah bagaimana peserta didik itu terfasilitasi untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka.
Media pembelajaran yang dikembangkan dengan basis kemampuan peserta didik atau gaya belajar peserta didik akan dapat membantu mereka menyelesaikan tugas belajarnya sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Peserta didik yang memiliki kemampuan awal tinggi barangkali akan menyelesaikan lebih awal tanpa terganggu karena menunggu peserta didik lainnya. Sedangkan peserta didik yang memiliki kemampuan dibawahnya ia mungkin sedikit terlamba, begitu juga peserta didik yang memiliki pengetahuan rendah barangkali mereka akan sedikit lebih lambat tetapi tidak merasa tergesa-gesa atau merasa tidak terpaksa karena harus mengikuti peserta didik lainnya. Dan yang kelima, penggunaan media pembelajaran ini berfungsi untuk memberi rangsangan pengalaman dan persepsi yang sama kepada peserta didik.
Selanjutnya kita akan bahas teori pendukung untuk pengembangan media pembelajaran, bahwa pembelajaran yang bagus atau media pembelajaran yang direkomendasikan adalah media pembelajaran yang mengkonkritkan seluruh konten yang ada di dalam pembahasan tersebut. Misalnya, materi yang tidak bisa dilihat secara kasat mata, ada alat bantu yang digunakan untuk melihat bagian-bagian terkecil dari sel tersebut dan tentu alat itu harganya cukup mahal, dan media membantu mengkonkritkan menghadirkan tampilan sel-sel itu tersebut ke kelas. Apakah dengan menggunakan media gambar atau menggunakan animasi video pembelajaran dan lain sebagainya. Dengan menghadirkan konten secara konkrit ke dalam kelas, seluruh peserta didik akan memiliki persepsi yang sama mengenai pokok bahasan tertentu. Jadi, pada saat kita menjelaskan hanya secara oral mengenai sel tertentu mereka tidak akan membayangkan bagian-bagian terkecil dari sel itu seperti apa. Dengan hadirnya media pembelajaran mereka akan melihat wujudnya seperti apa, sehingga persepsi seluruh peserta didik akan sama mengenai sel tersebut. Fungsi media pembelajaran berikutnya adalah meniingkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran yang sudah mempertimbangkan pengetahuan awal, gaya belajar,serta kondisi sumber daya pembelajaran yang tersedia. Hal itu dapat menjadikan pembelajaran kita lebih berkualitas. Artinya kita tidak hanya melakukan transfer pengetahuan ya, tapi bagaimana Interaksi terbentuk dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Kemudian yang perlu kita ketahui dari media pembelajaran itu adalah format-format yang tersedia. Menurut Smaldino Laut Er Nutshell (2012) menyatakan bahwa mengelompokkan format media itu menjadi enam, yang pertama text format, media yang berupa teks ini seperti buku atau dokumen, bahan ajar yang berupa PDF ataupun E-Book lainnya. Format yang kedua adalah audio format, media audio ini sering kita temukan misalnya dari radio atau sekarang yang sedang di dengar yaitu podcast. Format yang ketiga adalah visual, visual ini berupa gambar interactive, whiteboard atau foto-foto di media massa.
Pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik, semakin tinggi interaktivitas yang tercipta akan semakin efektif kegiatan yang dilakukan. Media pembelajaran mengambil peran dalam posisi interaksi pendidik dengan peserta didik, yaitu mempermudah komunikasi antara keduanya sehingga tercipta interaksi. Media itu secara harfiah memiliki arti kata perantara atau pengantar, yang kemudian berfungsi mengantarkan pesan pembelajaran dari pendidik kepada peserta didik atau dari satu peserta didik kepada peserta didik lainnya. Istilah media mengacu pada apapun yang membawa informasi antara sumber pesan kepada penerima pesan. Dalam hal ini sumber pesannya adalah pendidik dan juga peserta didik. Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah untuk memfasilitasi komunikasi dalam pembelajaran.
Media pembelajaran ini memiliki beberapa fungsi. Yang pertama, untuk memperjelas pesan agar tidak terlalu panjang, jika kita memberikan penjelasan materi tertentu dan didominasi dengan verbalistis itu kita hanya memfasilitasi peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori, kita perlu mengakomodasi orang-orang yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik. Yang kedua mengatasi keterbatasan ruang waktu tenaga dan daya indera, maksudnya adalah dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran.
Pembelajaran itu tidak hanya berlangsung di ruang kelas saja dengan adanya media terutama dengan media pembelajaran yang berbasis komputerisasi dan internet, peserta didik akan dapat belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Kemudian mengatasi keterbatasan indera pada saat penjelasan kita hanya berupa oral orato sensation peserta didik yang memiliki gangguan pendengaran itu akan kesulitan menerima informasi yang kita sampaikan. Begitu juga dengan peserta didik yang memiliki gaya belajar visual, pada saat kita hanya menjelaskan secara oral, mereka juga akan sulit menerima pesan pembelajaran. Yang ketiga, media pembelajaran juga berfungsi untuk meningkatkan gairah belajar, dengan menggunakan media pembelajaran di dalam kelas peserta didik lebih antusias untuk mengikuti setiap tahapan dari pembelajaran tersebut. Hal ini bisa dimunculkan karena interaksi yang terjadi dari penggunaan media bukan hanya untuk transfer pengetahuan kepada pendidik tetapi menciptakan interaksi pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran. Kita mengupayakan tercipta interaksi antara pendidik dengan peserta didik atau peserta didik dengan peserta didik lainnya dan peserta didik dengan materi pembelajaran.
Dengan terciptanya interaksi antara pendidik, peserta didik dan materi pembelajaran, maka materi yang pelajari akan menjadi lebih menarik sehingga memotivasi peserta didik untuk belajar tetap terjaga dari awal sampai akhir pembelajaran. Yang keempat memfasilitasi peserta didik belajar mandiri sesuai kondisi gaya belajar dan kemampuan awal yang dimiliki, artinya penggunaan media pembelajaran ini bukan sebanyak mungkin untuk bagaimana pendidik menyampaikan materi tetapi adalah bagaimana peserta didik itu terfasilitasi untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka.
Media pembelajaran yang dikembangkan dengan basis kemampuan peserta didik atau gaya belajar peserta didik akan dapat membantu mereka menyelesaikan tugas belajarnya sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Peserta didik yang memiliki kemampuan awal tinggi barangkali akan menyelesaikan lebih awal tanpa terganggu karena menunggu peserta didik lainnya. Sedangkan peserta didik yang memiliki kemampuan dibawahnya ia mungkin sedikit terlamba, begitu juga peserta didik yang memiliki pengetahuan rendah barangkali mereka akan sedikit lebih lambat tetapi tidak merasa tergesa-gesa atau merasa tidak terpaksa karena harus mengikuti peserta didik lainnya. Dan yang kelima, penggunaan media pembelajaran ini berfungsi untuk memberi rangsangan pengalaman dan persepsi yang sama kepada peserta didik.
Selanjutnya kita akan bahas teori pendukung untuk pengembangan media pembelajaran, bahwa pembelajaran yang bagus atau media pembelajaran yang direkomendasikan adalah media pembelajaran yang mengkonkritkan seluruh konten yang ada di dalam pembahasan tersebut. Misalnya, materi yang tidak bisa dilihat secara kasat mata, ada alat bantu yang digunakan untuk melihat bagian-bagian terkecil dari sel tersebut dan tentu alat itu harganya cukup mahal, dan media membantu mengkonkritkan menghadirkan tampilan sel-sel itu tersebut ke kelas. Apakah dengan menggunakan media gambar atau menggunakan animasi video pembelajaran dan lain sebagainya. Dengan menghadirkan konten secara konkrit ke dalam kelas, seluruh peserta didik akan memiliki persepsi yang sama mengenai pokok bahasan tertentu. Jadi, pada saat kita menjelaskan hanya secara oral mengenai sel tertentu mereka tidak akan membayangkan bagian-bagian terkecil dari sel itu seperti apa. Dengan hadirnya media pembelajaran mereka akan melihat wujudnya seperti apa, sehingga persepsi seluruh peserta didik akan sama mengenai sel tersebut. Fungsi media pembelajaran berikutnya adalah meniingkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran yang sudah mempertimbangkan pengetahuan awal, gaya belajar,serta kondisi sumber daya pembelajaran yang tersedia. Hal itu dapat menjadikan pembelajaran kita lebih berkualitas. Artinya kita tidak hanya melakukan transfer pengetahuan ya, tapi bagaimana Interaksi terbentuk dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Kemudian yang perlu kita ketahui dari media pembelajaran itu adalah format-format yang tersedia. Menurut Smaldino Laut Er Nutshell (2012) menyatakan bahwa mengelompokkan format media itu menjadi enam, yang pertama text format, media yang berupa teks ini seperti buku atau dokumen, bahan ajar yang berupa PDF ataupun E-Book lainnya. Format yang kedua adalah audio format, media audio ini sering kita temukan misalnya dari radio atau sekarang yang sedang di dengar yaitu podcast. Format yang ketiga adalah visual, visual ini berupa gambar interactive, whiteboard atau foto-foto di media massa.
Format yang keempat adalah video format, format ini biasa kita temukan dalam media penyimpanan, seperti DVD atau flashdisk atau streaming. Video konten-konten ini sering kita temukan dalam konten YouTube atau media sosial lainnya yang berupa video format. Format yang kelima adalah manipulatif objek, format media ini adalah format media yang menyerupai bentuk asli, biasanya materi pembelajaran yang menggunakan format ini menyebut manipulatif objek ini dengan model. Misalnya, materi salat jenazah, jadi jenazahnya itu bisa digantikan dengan benda lain atau orang yang masih hidup, artinya tidak menggunakan benda asli.
Jadi menurut Smaldino, format media pembelajaran itu terdiri dari enam format. Untuk kita memilih media pembelajaran seperti apa yang akan digunakan atau format media yang mana yang akan kita pilih, perlu kita mengenal yang namanya kerucut Del. Kerucut Del ini adalah kerucut pengalaman dari konkrit ke abstrak yang dikemukakan oleh Del tahun 1946, dari kerucut ini kelihatan bahwa 90% kegiatan atau materi yang bisa diingat oleh peserta didik itu berupa bermain peran melakukan simulasi dan mengerjakan hal yang nyata. Artinya pada saat mereka berbuat dan terlibat, 90% mereka akan mengingat hal tersebut, berbeda dengan kalau tingkat keterlibatan yang hanya sedikit, siswa hanya bisa mengingatnya 30% saja, seperti melihat gambar diagram, melihat video dan melihat demonstrasi, dan yang paling sedikit mereka ingat itu 10% nya adalah membaca. Karena keterlibatannya tidak terlalu banyak, hanya sekedar membaca teks yang ada. Persentase yang dikemukakan ini menjadi rekomendasi bagi kita, dengan memahami karakteristik materi tertentu, guna mengetahui format mana atau media apa yang akan dipakai pada materi pembelajaran tertentu.
0 Komentar